Berbagai Alasan Enggan Berjilbab

mau pilih yang mana saudariku?


Ketika diri ini dulu belum memahami pentingnya syariat berjilbab (tidak mengetahui bahwa itu adalah kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan), selalu yang ada di pikiranku adalah tidak mengapa dengan penampilanku saat itu. Toh, saya tidak berpakaian minim ,tetap sopan dengan kemeja dan celana jeansku, dan nggak mungkinlah menimbulkan fitnah, astaghfirullaah!! Alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah... syukurku kepada Mu Ya Rabb, bahwa Engkau masih Menyayangi hamba-Mu yang jahil ini. Sungguh sebuah kenikmatan ketika akhirnya diri ini dapat mengenakan pakaian taqwa tersebut. 


Ya, berbagai alasan memang sering dilontarkan oleh wanita yang mengaku muslimah namun masih enggan berhijab (semoga Allah memberi hidayah kepada mereka dan juga meneguhkan kita di atas hidayah ini..aamiin) yang semua itu berangkat dari kejahilan akan perkara Dien yang mulia ini. Dan berikut ini ada tulisan menarik yang mengulas beberapa alasan yang paling umum diketengahkan oleh mereka. Semoga dapat memberi pencerahan dan menggugah jiwa-jiwa kita.


******

Berbagai Alasan Enggan Berjilbab


Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Kita sudah ketahui bersama bahwa berjilbab adalah suatu hal yang wajib bagi setiap muslimah. Namun seperti itulah wanita, selalu beri berbagai alasan untuk tidak menutup auratnya. Coba perhatikan beberapa alasan mereka:


Pertama: Yang penting hatinya dulu yang dihijabi.

Alasan, semacam ini sama saja dengan alasan orang yang malas shalat lantas mengatakan, “Yang penting kan hatinya.” Inilah alasan orang yang punya pemahaman bahwa yang lebih dipentingkan adalah amalan hati, tidak mengapa seseorang tidak memiliki amalan badan sama sekali. Inilah pemahaman aliran sesat “Murji’ah” dan sebelumnya adalah “Jahmiyah”. Ini pemahaman keliru, karena pemahaman yang benar sesuai dengan pemahaman Ahlus Sunnah wal Jama’ah, “Din dan Islam itu adalah perkataan dan amalan, yaitu [1] perkataan hati, [2] perkataan lisan, [3] amalan hati, [4] amalan lisan dan [5] amalan anggota badan.” (Matan Al ‘Aqidah Al Wasithiyah, Ibnu Taimiyah)
Imam Asy Syaafi’i rahimahullah menyatakan,



الإيمان قول وعمل يزيد بالطاعة وينقص بالمعصية

Iman itu adalah perkataan dan perbuatan, bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan maksiat.” (Hilyatul Awliya’, Abu Nu’aim)

Jadi tidak cukup iman itu dengan hati, namun harus dibuktikan pula dengan amalan.


Kedua: Bagaimana jika berjilbab namun masih menggunjing.

Alasan seperti ini pun sering dikemukakan. Perlu diketahui, dosa menggunjing (ghibah) itu adalah dosa tersendiri. Sebagaimana seseorang yang rajin shalat malam, boleh jadi dia pun punya kebiasaan mencuri. Itu bisa jadi. Sebagaimana ada kyai pun yang suka menipu. Ini pun nyata terjadi.
Namun tidak semua yang berjilbab punya sifat semacam itu. Lantas kenapa ini jadi alasan untuk enggan berjilbab? Perlu juga diingat bahwa perilaku individu tidak bisa menilai jeleknya orang yang berjilbab secara umum. Bahkan banyak wanita yang berjilbab dan akhlaqnya sungguh mulia. Jadi jadi kewajiban orang yang hendak berjilbab untuk tidak menggunjing.


Ketiga: Belum siap mengenakan jilbab.

Kalau tidak sekarang, lalu kapan lagi? Apa tahun depan? Apa dua tahun lagi? Apa nanti jika sudah pipi keriput dan rambut beruban? Setan dan nafsu jelek biasa memberikan was-was semacam ini, supaya seseorang menunda-nunda amalan kebaikan.
Ingatlah kita belum tentu tahu jika besok shubuh kita masih diberi kehidupan. Dan tidak ada seorang pun yang tahu bahwa satu jam lagi, ia masih menghirup nafas. Oleh karena itu, tidak pantas seseorang menunda-nunda amalan. “Oh nanti saja, nanti saja”. Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma memberi nasehat yang amat bagus,

إِذَا أَمْسَيْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الْمَسَاءَ ، وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ ، وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ .
Jika engkau berada di waktu sore, janganlah menunggu-nunggu waktu pagi. Jika engkau berada di waktu pagi, janganlah menunggu-nunggu waktu sore. Manfaatkanlah masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu. Manfaatkan pula masa hidupmu sebelum datang kematianmu” (HR. Bukhari no. 6416).

Nasehat ini amat bagus bagi kita agar tidak menunda-nunda amalan dan tidak panjang angan-angan. (Lihat Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, Ibnu Rajab Al Hambali)
Jika tidak sekarang ini, mengapa mesti menunda berhijab besok dan besok lagi. Seorang da’i terkemuka mengatakan nasehat 3 M,Mulai dari diri sendiri, mulai dari saat ini, mulai dari hal yang kecil”.
Wallahu waliyyut taufiq.

Sumber: disini
0 Responses

Profilku

My photo
Ternate, Maluku Utara, Indonesia
Hanya seorang ibu biasa, alfaqiirotun ilalloh dan mengharapkan kesudahan yang baik, aamiin. Blog ini hanya sekedar untuk mengumpulkan artikel-arikel bermanfaat yang saya copy paste, semoga kehadirannya dapat membantu tersebarnya ilmu yang berlandaskan Al-Qur'aan dan As-Sunnah dengan pemahaman SalafushSholeh