Pengaruh Jelek Sikap Kaku, Keras, dan Bakhil

Kekakuan dan kekerasan seorang suami terhadap istri terkadang mendorong sang istri berbohong, dan kebakhilannya terkadang juga mendorong istri untuk mencuri. Pengaruh lain dari sikap suami semacam ini adalah bila sang istri berbuat kesalahan akan segera menyembunyikan kesalahan dan berdusta di depan suami.

Syaikh Musthofa Al’Adawi pernah menerima surat dari seorang ibu rumah tangga yang meminta fatwa kepada beliau. Dalam suratnya ia mengisahkan seorang istri telah memendam dosa selama 17 tahun. Setiap kali teringat akan dosanya, ia merasa gelisah dan gundah gulana. Ia adalah seorang istri yang tinggal bersama suami dan ibu mertua dalam satu rumah. Mertuanya bersikap keras padanya dan menghukum semua kesalahan yang ia perbuat, bahkan ketika tidak bersalahpun ia sering mendapatkan amarahnya. Ibu mertua selalu memerinci pengeluarannya yang didalam maupun diluar rumah dan menanyakan berapa banyak makan dan minumnya.

Pada suatu hari sang ibu mertua menyuruhnya membeli seekor ayam. Dibelilah seekor ayam olehnya dan ia letakkan ayam itu di bawah kerudungnya dan menutupinya karena takut lepas. Akan tetapi ditengah perjalanan, ayam itu mati. Ia sangat takut dan bingung apa yang harus ia lakukan. Kemudian ia masuk ke rumah secepatnya dan langsung menuju ke dapur. Ia sembelih ayam yang telah mati itu dan memasaknya.

Ia memanggil mertuanya, “Ya Ummu ‘Isham mari ke dapur”, tanpa menceritakan perihal ayam tersebut. Maka masuklah mertuanya ke dapur dan serta merta si ibu mertua melihat ayam yang telah ditaburi merica hitam dan bumbu-bumbu lainnya yang sedap baunya, sudah siap untuk dimakan. Berkatalah wanita itu kepada mertuanya, “Ya Ummu ‘Isham, demi Allah belum ada seorangpun yang mencicipi dagingnya dan meminum kuahnya. Silahkan dimakan sebelum datang anak-anak”. Dimakanlah masakan bangkai ayam itu oleh mertuanya sampai habis bersih.

Ibu rumah tangga tersebut bertanya apakah aku bisa bertobat?

Jawabnya, tentu bisa bertobat. Allah Ta’ala membuka pintu-pintu taubat dan tidak ditutup sampai matahari terbit dari barat. Ia membentangkan tangan-Nya di malam hari agar orang yang berdosa di siang hari bertaubat dan membentangkan tangan-Nya di siang hari agar orang yang berdosa di malam hari bertaubat. Sebagaimana Allah Ta’ala telah berfirman:

“Katakanlah: Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (Az-Zumar: 53)

Dan pelajaran yang bisa diambil dari kisah ini adalah akibat buruk yang ditimbulkan dari sikap keras dan kaku (dalam kehidupan keluarga khususnya). Adapun mengenai kebakhilan suami terhadap istri yang menyebabkan istri mencuri tertulis dalam kisah yang diriwayatkan oleh imam Bukhari dan Muslim [1], hadits dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwasanya Hindun binti Utbah berkata,

“Ya Rasulullah, sesungguhnya Abu Sufyan adalah seorang lelaki yang kikir, tidak memberikan nafkah padaku dan anak-anakku dengan cukup kecuali bila aku mengambil uangnya tanpa sepengetahuan darinya”.

Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ambillah hartanya yang dapat mencukupi kebutuhanmu dan anak-anakmu dengan cara yang baik”.

Dinukil dari;

Fiqhul Ta’aammul baina aZ-Zaujani, Oleh Syaik Musthofa Al-‘Adawi.

(Romantika Pergaulan Suami Istri, Edisi Indonesia)

———-

[1]. HR. Bukhari (5364) dan Muslim (hal. 1339)

sumber: http://meilana.wordpress.com
0 Responses

Profilku

My photo
Ternate, Maluku Utara, Indonesia
Hanya seorang ibu biasa, alfaqiirotun ilalloh dan mengharapkan kesudahan yang baik, aamiin. Blog ini hanya sekedar untuk mengumpulkan artikel-arikel bermanfaat yang saya copy paste, semoga kehadirannya dapat membantu tersebarnya ilmu yang berlandaskan Al-Qur'aan dan As-Sunnah dengan pemahaman SalafushSholeh